Berita Terkini

Berita Teknologi

Hiburan

Sunday, November 15, 2009

(UTS) Writting & Reporting

Dosen  :  Ema Khotimah, Dra, SPd, MSi.

Nama  :  Reza Maulana N
NPM     :  10080007223


Minggu, 15 juni 2008 . .


Aku mulai membaranikan diriku untuk menulis dan berkarya dalam seni. Mulanya aku hanya berani menulis sebuah puisi, itupun pada waktu aku masih SMA. Saat itu masih zamannya cinta monyet atau apalah namanya. Secara tidak langsung puisi yang kutulis pun bernuansa cinta. Maklumlah anak muda.

Kini usiaku telah menginjak 18 tahun, hampir mau 19 tahun. Namun aku belum bisa menghasilkan sesuatu. Darisitulah aku mulai berfikir untuk menulis sebuah karya tulis yang sekiranya dapat di nikmati oleh semua orang yang suka membaca.

Inspirasi ini aku dapatkan dari sebuah lagu yang kuciptakan, walaupun tidak bagus tapi sekiranya aku bisa menghasilkan sesuatu. Judul lagu itu keajaiban cinta, mungkin sudah ada novelnya tapi aku tidak menyontek ataupun menjiplak ilustrasi dari novel tersebut. Aku akan mencoba memberikan nuansa baru dalam cinta.




CERPEN
KEAJAIBAN CINTA

Awal Mula

Pada suatu masa, lahirlah seorang bernama Philo. Ia seorang pria yang dilahirkan didalam keluarga yang berkucupan, Tidak kekurangan dan tidak berlebihan. Dia tergolong anak yang mampu didalam lingkungan tempat tinggalnya. Ketika usianya menginjak usia 13 tahun, Philo merasa minder karena teman-teman sebayanya sudah memiliki pacar, sedangkan dia belum mengerti apa itu pacar apalagi tentang cinta. Sungguh malang sekali nasib Philo ini.


Pencarian Jati Diri

Beberapa tahun kemudian, saat dia menginjak usia 15 tahun, Philo merasakan bahwa dirinya sudah dewasa dan dia menginginkan kedewasaan seperti pria sebayanya. Pada saat itu Philo baru merasakan suka kepada lawan jenis. Saat itu, ketika Philo baru duduk dibangku SMA, Philo merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Philo mempunyai perasaan yang berbeda setiap kali bertemu dengan teman wanita didekat rumahnya. Dia merasakan selalu ingin dekat dengan wanita tersebut.

Saat Philo mulai bertanya-tanya tentang apa yang dia rasakan, saat itu pula dia mulai mencoba mendekati wanita yang disukainya. Keberanian itu timbul saat dia benar-benar tertekan oleh keadaan dan perasaan dalam jiwanya yang tak bisa dibendung.


Percobaan Cinta

Beberapa bulan Philo melakukan pendekatan akhirnya dia memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya itu pada wanita yang dia sukai. Muka memerah, jantung berdebar kencang dan mata pun tak sanggup dikedipkan oleh Philo saat menanti jawaban Luna. Luna adalah wanita yang selama ini dia sukai. Namun, Luna meminta waktu untuk memikirkan semua itu, karena mungkin wanita selalu berfikir panjang terhadap segala hal.

Akhirnya, rasa penasaran Philo yang kian menganggunya dalam mimpi-mimpi dimalam hari itu pun terjawab sudah. Luna memutuskan untuk mencoba suatu hubungan bersama Philo. Philo terdiam sunyi bagaikan lautan yang tak diterpa ombak mulai memerah paras wajahnya dan detak jantungnya mulai tak karuan. Itulah luapan emosi yang diberikan Philo melalui ekspresi wajahnya.

Waktu demi waktu bergulir, hari demi hari berganti dan terasa tak ada lagi yang menghalangi cinta mereka, dunia terasa milik berdua. Namun ada pepatah mngatakan sehebat-hebatnya rencana manusia tak bisa melawan Kuasa Yang Maha Kuasa. Philo tak menghiraukan itu, Ia terus saja menganggap bahwa Dia akan selalu bahagia bersama Luna untuk selamanya.


Pata Hati

Waktu itu pagi tak terasa sejuk, udara tak begitu mengenakan bagi Philo. Udara pagi membuat Philo merasa tak bersemangat untuk melakukan kegiatan apapun. Philo memtuskan untuk keluar sejenak mengambil nafas dan matanya terbelalak ketika melihat matahari pagi tak Nampak. Ia pun bertanya-tanya, ada apa dengan semua ini? Langit tak bisa menjawab, hanya burung-burung yang memberikan isarat padanya. Tak lama kemudian Luna memberikan sebuah surat, didalam isi surat itu berisikan amplop cantik berwarna merah. Tak disangka Luna membuat Philo hilang akal dan tak berdaya sejenak. Philo patah hati, Luna memutuskan hubungan yang sudah lama berjalan itu dengan mudahnya. Tanpa sebab, Philo pun berusaha untuk menutupi kesedihannya dengan cara tertawa kecil. Hancur, sakit dan tak ada satu patah kata pun yang bisa diucapkan Philo.

Philo menumpahkan segala perasaannya lewat secarik kertas kosong, lalu Ia tuangkan bait-bait kekesalannya dengan tangan yang sebenarnya tak mampu lagi untuk bergerak dan bibir yang tak mampu lagi berbicara, namun Philo tetap menggoreskan tinta hitamnya dengan mata berkaca dan hati yang teriris duri.

Philo coba bercerita dalam secarik kertas namun tak cukup. Ia kembali mengambil kertas lainnya dan coba kembali menulis kisah-kisahnya itu. Mungkin hanya itu yang bisa ia lakukannya saat ini. Sebuah kata yang tak berujung terus ia kembangkan dengan penuh kegelisahan.


Coba Untuk Bangkit

Beberapa puisi ia sempat tulis, namun ia tak bisa terlena dengan semua itu. Disisi lain Philo pun tak bisa membohongi dirinya sendiri, ia masih sangat mencintai Luna. Akhirnya Philo mencoba untuk kembali mendapatkan cinta Luna walaupun semua mustahil.

Beberapa usaha ia coba lakukan untuk kembali mendapatkan Luna. Dan pada suatu saat Philo memberikan kejutan dengan menciptakan Puisi Cinta untuk Luna, kemudian Ia memberikan puisi tersebut pada Luna. Luna pun terkesan dengan puisi seorang pujangga kacangan itu. Luna pun menerima kembali Philo untuk jadi kekasih hatinya. Philo pun sangat bahagia saat mendengar jawaban dari Luna.


Awal Cerita Baru

Seperti baru terlahir kembali di dunia, Philo mencoba untuk berikan kembali cinta yang tulus dengan segenap jiwa raganya. Waktu demi waktu telah dilalui bersama, Philo merasakan bahwa hubungan mereka sudah sangat mendalam. Luna pun berpikiran yang sama, kali ini Luna benar-benar tulus mencintai Philo. Sungguh bagaiakan kisah Romeo n Juliet dalam cerita. Perjalanan cinta mereka terus berjalan tanpa ada yang bisa mencegah dua insan manusia tersebut. Cinta mereka yang semakin besar dan kasih mereka yang semakin dalam telah membuat mereka sulit tuk dipisahkan.


Khilaf

Namun, apalah daya, manusia hanya bisa merencanakan sedangkan Tuhan yang memiliki kuasa dan keputusan. Wajah tegar Philo seolah menantang Kuasa Yang Maha Kuasa. Setelah sekian lama Philo menjalin hubungan bersama Luna namun akhirnya kandas juga. Dikarenakan sikap Philo yang telah melampaui batas kasih sayang yang sebenarnya. Luna pun menyesal, mereka berdua telah menghancurkan cinta putih nan suci yang mereka bina selama ini hanya dalam waktu sekejap saja. Khilaf, hanya itu kata terekhir yang bisa terucap dari bibir Philo dan hanya linangan air mata yang dapat Luna berikan pada saat itu. Kemurnian cinta telah hina karena emosi dan hawa nafsu yang tak bisa terbendung. Sungguh ironis.




PUISI HATI


Telah berbeda
By     : Philo Band
Cipta : Reza Maulana

Bisik hati tak terungkap
Belenggu cinta tak tertahan
Sejenak bibirku membisu
Dan mataku tak berkedip

Hatiku terhenyak dan rasaku tak menentu
Jiwa ini pun terkaku saat kembali melihatmu

Cinta yang dulu kupunya,
Sayang yang kurasa telah berbeda
Janji yang pernah kuucap dulu,
Akan selalu untukmu

Kusadari semua ini hanyalah masa lalu
Dan akan tersimpan menjadi sebuah kenangan
Yang mungkin takkan terlupakan

(untuk mendownload lagu ini dapat dilihat di halaman muka)


“Bunda”

Didalam dunia ini
Terdapat kisah kasih
Yang suci didalam hati
Yang diberikan olehnya

Siapapun tiada yang bisa
Menggantikan dirinya
Menghancurkan cintanya
Menandingi kasih sayangnya

Kasihmu sepanjang masa
Kasihmu tak terhingga
Cinta kasih yang tulus
Tak ada yang bisa . .

Oh . . bunda terima kasihku
Ucapkan kepadamu
Karena kau telah berikan semua
Apa yang bisa kau beri


“Keajaiban Cinta”

Dinginya Malam
Selimutkan Aku pada kerinduanmu
Hembusan nafas
Sadarkan Aku dalam sebuah mimpi

Hilangnya akal hancurkan rindu
Gundahnya hati risaukan jiwa

Keajaiban Cinta . .
Kembalikan bintang yang redup
Kembali bersinar terang
Mengubur semua, Mimpi buruk
Tinggalkan kenangan,
Sambut jiwa yang baru . .

Khayalan dan angan, dalam mimpi
Berikan sebuah imaji . .
Cinta kasih yang murni, tak bisa diberi
Dengan sebuah materi


“Menembus Batas”

Kosakataku tak sanggup ungkapkan semua isi hati . .
Bibirku tak berani berucap lagi saat kau pergi . .
Kini aku bukanlah siapa-siapa tanpamu . .
Aku bukan lagi lelaki yang miliki cinta . .

Namun aku tak hanya diam saat kau pergi . .
Disini aku tetap berusaha mencari jati diri . .
Aku yakin tanpamu pun aku bisa
Aku takkan lagi bergantung padamu
Aku berusaha tuk tidak jadi benalu

Kini kita punya jalan yang berbeda
Kita punya keinginan yang tak sama
Keberuntungan kita pun berbeda
Namun jangan sampai perbedaan itu
Menjadikan batas untuk kita
Kita coba menembus batas yang ada
Tanpa harus tinggalkan norma


“Dapatkan Rasanya”

Cinta butuh pengorbanan
Harus ada yang berkorban
Dan ada yang dikorbankan
Kadang semua itu sia-sia
Atau membuat kita terluka dan sakit
Tapi bila kita ingin melihat dia
Yang kita sayangi tersenyum bahagia
Maka apapun harus dilakukan untuk
Kebahagiaannya . .
Relakan kebahagiaanmu untuknya
Walau sakit tapi kan senang rasanya
Lakukan semua dengan sepenuh hati
Jangan pernah kau coba mengeluh . .


“Rintik Hujan”

Saat langit mendung, hatiku mulai termenung. Rintik hujan membalas tetesan air mataku seakan langit merasakan kesedihanku. Hujan semakin deras, membasuh seluruh air mata yang terurai. Namun, hujan pasti aka nada hentinya. Begitupun dengan penderitaanku. Pelangi pun muncul dihadapanku, seolah memberi suatu pertanda akhir dari semua perih dan sakit yang kurasakan.

Saat mentari bersinar dan kuterus berjalan dengan satu arah dalam dua roda yang terus berputar. Cahaya mentari pun mengikuti jejak langkahku, memulai kehidupan baru tanpa masa lalu. Disini, di bumi ini kuberpijak dengan beralaskan keteguhan hati dan selalu tersenyum. Mulai khawatirkan tangisan malam dan mulai acuhkan mentari di pagi hari.

Terasa menyenangkan berjalan sendiri, bagai buni ini tak menghiraukan detang jantungku. Sungguh ironisnya cerita masa lalu, yang membuatku buta akan waktu. Namun kini, hari ini, esok dan seterusnya Aku mulai dengan jiwa baru, cerita cita baru, dan kuukir mimpi-mimpi baru di atas bintang.

1 komentar:

Tolong tinggalkan komentar Ibu, agar saya bisa menjamin bahwa tugas saya sudah dapat dibaca. Terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More