Berita Terkini

Berita Teknologi

Hiburan

Tuesday, September 21, 2010

Teroris?

Teror

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya (teroris) layak mendapatkan pembalasan yang kejam.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagaiseparatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.



Berawal dari peristiwa World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon.

Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung World Trade Center dan Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini. Padahal, lebih dari itu, yang menjadi korban utama dalam waktu dua jam itu mengorbankan kurang lebih 3.000 orang pria, wanita dan anak-anak yang terteror, terbunuh, terbakar, meninggal, dan tertimbun berton-ton reruntuhan puing akibat sebuah pembunuhan massal yang terencana. Para teroris mengira bahwa penyerangan yang dilakukan ke World Trade Center merupakan penyerangan terhadap "Simbol Amerika". Namun, gedung yang mereka serang tak lain merupakan institusi internasional yang melambangkan kemakmuran ekonomi dunia. Di sana terdapat perwakilan dari berbagai negara, yaitu terdapat 430 perusahaan dari 28 negara. Jadi, sebetulnya mereka tidak saja menyerang Amerika Serikat tapi juga dunia. Amerika Serikat menduga Osama bin Laden sebagai tersangka utama pelaku penyerangan tersebut. Setelah beberapa waktu Amerika mulai menyiapkan pasukan ksusus untuk menangkap Osama bin Laden dalam keadaan hidup atau mati. Sementara itu, Osama bin Laden pun mengakui bahwa dialah yang melakukan aksi tersebut. Setelah dilakukan beberapa penyelidikan tentang kasus tersebut, hasil yang didapat adalah benar bahwa Osama bin Laden-lah yang telah melakukan aksi tersebut, namun ada kerancuan dalam hal ini, Osama bin Laden adalah anggota CIA di Amerika. Banyak video beradar tentang bagaiman pristiwa WTC yang hancur total bukan diakibatkan oleh benturan pesawat saja, namun bahan peledaklah yang telah membuat semuanya hancur. Dan itupun masih menjadi tanya besar buat Saya untuk mengetahui siapa dalang dari semua ini.

Beralih ke Indonesia, setelah kejadian di WTC banyak teroris yang mulai memberanikan diri mereka untuk berunjuk gigi. Sebut saja, diawali dengan peristiwa bom Bali, lalu dilanjutkan dengan bom bali-2. Dengan motif yang sama, mereka melakukan hal tersebut dengan alasan jihad. Pelakunya adalah Amrozi dan Imam Samudra, namun masih banyak pelaku lain yang mungkin sulit untuk disebutkan satu-persatu. Berapa banyak korban yang berjatuhan pada kejadian ini, tidak sedikit pula kerugian secara material yang dialami Indonesia. Mereka tidak memikirkan hal tersebut, yang mereka lihat hanya dari satu sudut pandang, yakni agama. Namun menurut Saya mereka sangat mengerti tentang agama tapi belum begitu memahaminya.

Setelah kasus bom Bali kesatu dan kedua, banyak kasus lain yang menyusul. Mungkin karena terkontaminasi atau sebuah strategi, para teroris mulai bermunculan dengan gagah perkasa selayak mereka adalah “Super Hero”. Mereka mulai kepakkan sayap seakan mereka akan terbang tinggi di atas awan dan pergi menuju nirwana. Tercatat, ada beberapa kasus terror dan peledakan di beberapa tempat. Contohnya adalah sebuah gereja di Jakarta (mungkin agar masyarakat semakin yakin tentang beranggapan bahwa teroris adalah islam).

Setelah banyak terjadinya teror bom dimana-mana, pihak kepolisian mengambil sikap tegas dan mulai beraksi. Penyelidikan demi penyelidikan dilakukan, kasus demi kasus pun terungkap. Namun, hal tersebut tidak membuat geram para Super Hero (teroris). Mereka semakin menyebar luas di Indonesia, belum dapat dipastikan siapa visi di balik misi ini.

Kejanggalan peristiwa Bom JW Marriot II, Dari hasil diskusi di Jakarta..Sejumlah kejanggalan dari peristiwa meledaknya bom pada 17 Juli lalu di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott dibahas beberapa pengamat Islam. Di antara mereka ada Jose Rizal Jurnalis dari Mer-C, Fadhli Zon dari tim sukses Mega Prabowo, dan Muhammad Al-Khaththath dari Forum Umat Islam atau FUI. Diskusi diselenggarakan di Wisma Dharmala Sakti Jakarta, Jum’at 30/07/09.
Menurut Al-Khaththath, sehari setelah peristiwa bom itu, sejumlah ormas Islam bertemu di PP Muhammadiyah. Dari situ mereka dapat informasi bahwa pada saat terjadi peledakan, ada 130 anggota CIA yang bermalam di Hotel Marriott. “Saya yakin, ini bukan hal kebetulan!” ujar sekjen FUI ini. Perlu di garis bawahi, lagi-lagi CIA.


Sayangnya, tidak ada media yang memberitakan soal keberadaan sejumlah agen intelejen Amerika ini yang secara kebetulan berada di lokasi kejadian. Khaththath yakin bahwa ada pihak-pihak yang sangat kompeten soal bom dan mereka sama sekali tidak dicurigai. “Bukankah yang sangat mengerti soal bom adalah mereka yang ngerti persenjataan. Dan itu bisa polisi, tentara, atau intelejen.” Ketua Hizbud Dakwah Islam ini pun menyayangkan beberapa media yang mengikuti arus aparat dengan melakukan tuduhan-tuduhan terhadap aktivis Islam.

Setelah dilakukan berbagai penyelidikan, pihak kepolisian berhasil mengungkap siapa dalang dari peristiwa bom marriot, Mohammad Jibril alias Muhammad Ricky Ardhan akhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus peledakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, demikian keterangan pers Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri di Jakarta. Namun, Saya pribadi masih tetap mempertanyakan siapa “raja diantara raja” yang merencanakan semua skenario ini hingga terlihat begitu sempurna.

Dari dua peristiwa tersebut, ada dua peristiwa yang membuat Saya cukup terkejut, yang pertama saat mengetahui Osama bin Laden adalah anggota CIA, dan yang kedua saat beberapa media mengatakan bahwa saat peristiwa JW marriot II ada sekitar 130 anggota CIA yang menginap di hotel Marriott. Kejanggalan ini membuat Saya semakin curiga dengan anggota CIA. Anda tahu, CIA adalah salah satu organisasi yang berasal dari Amerika, dan Amerika sendiri memang Negara yang bisa di katakan telah menuding bahwa teroris itu adalah islam, dan Negara mayoritas islam tidak lain adalah Indonesia. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa Indonesia adalah salah satu Negara yang diincar oleh Amerika. Tidak sedikit warga Amerika sendiri menyebut bahwa Negara mereka adalah “pembohong besar”, setelah adanya peristiwa di WTC. Keterkaitan yang dimaksud adalah dimana saat dua peristiwa terjadi ada satu pihak keterkaitan yang sama, yaitu CIA. Mengapa belum terungkap sampa saat ini, mungkin karena kita tahu bahwa Amerika adalah Negara adidaya, mereka bisa melakukan apa saja terhadap Negara apapun, tanpa kecuali Indonesia yang kita ketahui sangat minim dalam persiapan tempur.

CIA (Central Intelligence Agency) diciptakan pada tahun 1947 dengan penandatanganan Undang-Undang Keamanan Nasional oleh Presiden Harry S. Truman. Tindakan juga menciptakan Direktur Central Intelligence (DCI) untuk melayani sebagai kepala intelijen Amerika Serikat masyarakat; bertindak sebagai penasihat utama Presiden untuk masalah-masalah intelijen yang terkait dengan keamanan nasional, dan sebagai Kepala Central Intelligence Agency. Reformasi Intelijen dan Undang-Undang Pencegahan Terorisme tahun 2004 telah diubah dengan Undang-Undang Keamanan Nasional untuk menyediakan Direktur Intelijen Nasional yang akan mengambil sebagian dari peran sebelumnya dipenuhi oleh DCI, dengan Direktur terpisah Central Intelligence Agency.

Fungsi Central Intelligence Agency adalah untuk membantu Direktur Central Intelligence Agency dalam melaksanakan tanggung jawab. Untuk mencapai misi, CIA terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan penyebaran teknologi leverage yang tinggi untuk tujuan intelijen. Sebagai lembaga yang terpisah, CIA berperan sebagai sumber independen analisis mengenai topik yang perhatian dan juga bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain dalam Komunitas Intelijen untuk memastikan bahwa konsumen intelijen-baik pembuat kebijakan atau medan perang Washington komandan-menerima intelijen terbaik mungkin. Dengan menekankan kemampuan beradaptasi dalam pendekatan pengumpulan intelijen, CIA dapat menyesuaikan dukungannya terhadap kecerdasan kunci konsumen dan membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka saat mereka menghadapi masalah-masalah pasca-Perang Dingin Dunia.

CIA adalah lembaga independen yang bertanggung jawab untuk menyediakan intelijen keamanan nasional senior pembuat kebijakan AS. Direktur Central Intelligence Agency (D / CIA) adalah dinominasikan oleh presiden dengan nasihat dan persetujuan Senat. Direktur mengelola operasi, personalia, dan anggaran dari Central Intelligence Agency. CIA dipisahkan menjadi empat komponen dasar: Layanan Bawah Tanah Nasional, Direktorat Intelijen, Direktorat Sains & Teknologi, dan Direktorat Dukungan. Mereka melaksanakan "siklus intelijen," proses pengumpulan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi intelijen ke atas pejabat pemerintah AS. Selain itu, D / CIA memiliki beberapa staf yang berhubungan dengan urusan publik, sumber daya manusia, misi inovasi, protokol, kongres urusan, masalah hukum, pengelolaan informasi, dan pengawasan internal.

Inilah tujuan mengapa CIA dibentuk, tapi tetap ada suatu masalah bagi Saya dengan berdirinya organisasi tersebut. Namun ada hal yang kita takkan pernah tahu, apakah seluruh anggota CIA adalah orang-orang yahudi atau bukan. Kita tahu bangsa yahudi adalah kaum yang lemah dan suka ditindas, namun mereka adalah populasi yang sangat kecil namun mereka kuat dan takkan pernah mati sampai akhir zaman nanti, Mereka dikenal dengan kepintarannya.


“Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu memberitahu: Bahawa sesungguhnya Ia akan menghantarkan kepada kaum Yahudi itu, (terus menerus) hingga hari kiamat, kaum-kaum yang akan menimpakan mereka dengan azab sengsara yang seburuk-buruknya (disebabkan kejahatan dan kekufuran mereka). Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat azab seksa-Nya, dan sesungguhnya Dia juga Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”

Namun, bagi umat Islam, yang hendaknya dipermasalahkan adalah bukan agama Yahudi atau bangsa Yahudi, tetapi Zionisme. Sebagaimana gerakan anti-Nazi tidak sepatutnya membenci keseluruhan masyarakat Jerman, maka seseorang yang menentang Zionisme tidak sepatutnya menyalahkan semua orang Yahudi.

Sebagaimana kita pahami, rasisme bangkit di abad ke-19. Gagasan rasis, terutama akibat pengaruh teori evolusi Darwin, tumbuh sangat subur dan mendapatkan banyak pendukung di kalangan masyarakat Barat. Zionisme muncul akibat pengaruh kuat badai rasisme yang melanda sejumlah kalangan masyarakat Yahudi.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More