Berita Terkini

Berita Teknologi

Hiburan

Tuesday, September 21, 2010

Classical Music

music history

Music History 102:
The Middle Ages
The traditions of Western music can be traced back to the social and religious developments that took place in Europe during the Middle Ages, the years roughly spanning from about 500 to 1400 A.D. Because of the domination of the early Catholic Church during this period, sacred music was the most prevalent. Beginning with Gregorian Chant, sacred music slowly developed into a polyphonic music called organum performed at Notre Dame in Paris by the twelfth century. Secular music flourished, too, in the hands of the French trouvères and troubadours, until the period culminated with the sacred and secular compositions of the first true genius of Western music, Guillaume de Machaut.
Music had been a part of the world's civilizations for hundreds of years before the Middle Ages. Primitive cave drawings, stories from the Bible, and Egyptian heiroglyphs all attest to the fact that people had created instruments and had been making music for centuries.

Andrea Hirata


“INDAHNYA BERMIMPI”

Berbeda dengan Laskar Pelangi yang membuat saya menjadi bodoh, Sang Pemimpi sudah mampu membuat saya menjadi manusia rata-rata. Saya tidak bodoh dan tidak pintar dan keadaan itu cukuplah untuk membantu saya menikmati cerita dalam Sang Pemimpi dengan lebih baik. Cerita yang disuguhkan dalam Sang Pemimpi sangat manusiawi dan saya kira banyak contohnya yang terjadi di dunia nyata. Saya kira Andrea Hirata mampu menyampaikan dengan sempurna pesan bagi pembacanya untuk berani bermimpi.

SLUMDOG MILLIONAIRE

“Keren”, Kata pertama yang saya ucapkan setelah selesai menonton. Film ini benar-benar menggugah jiwa saya. Dengan menggunakan alur flashback, film ini diawali dengan adegan klimaks, membuat para penyimak penasaran. Dengan setting latar yang sangat menarik dan menceritakan para tokohnya saat mereka masih kecil hingga dewasa. Adapun para tokoh utama dalam film ini yaitu; Jamal, Salim dan Latika.

Di Bawah Lindungan Ka'bah

Resensi

Pada hari kedelapan Zulhijjah perintah daripada syeikh kami menyuruh menyiapkan segala keperluan untuk berangkat ke `Arafah, kerana pada hari kesembilan akan wuquf (Berhenti sehari lamanya) di sana. Berangkat itu ialah tiga hari setelah kami menerima surat tersebut.

Akan hal Hamid, bermula menerima surat itu tidaklah berkesan pada mukanya, bahwa dia dipengahruhi oleh isinya, tetapi setelah sehari dua hari, kelihatan ia bermenung saja, bertambah daripada biasa, ketika kami tanyai keadaannya, ia mengatakan, bahawa badannya terasa sakit-sakit. Tetapi oleh kerana pergi wuquf ke `Arafah menjadi rukun daripada pekerjaan haji, tak dapat tidak ia pun mesti ikut ke sana. Maka dipasanglah sakdup-sakdup di punggung unta yang beribu-ribu banyaknya. Bersedia hendak membawa orang haji ke `Arafah itu. Kira-kira pukul empat sore, jemaah-jemaah telah berangkat berduyun-duyun menuju ke `Arafah, jalan sempit dan penuh oleh manusia dan kenderaan berbagai-bagai, ada yang mengenderai keldai, kuda dan unta, tetapi yang paling banyak duduk dalam sakdup iaitu dua buah tandu yang dipasang kiri kanan punggung unta. Saya bersama dengan Hamid menumpang dalam satu sakdup.

Di `Arafah sangat benar panasnya, sehingga ketika berhenti di tempat itu sehari lamanya, kita ingat-ingat akan berwuquf kelak di padang Mahsyar. Setelah matahari terbenam kami kembali menuju ke Mina, berhenti sebentar di Muzdalifah memilih batu untuk melempar "Jumrah" di Mina itu kelak. Setelah berdiam di Mina pada hari yang ke sepuluh, ke sebelas, kedua belas, ketiga belas, bolehlah kembali ke Mekah mengerjakan tawaf besar dan Sai`, setelah itu bercukur, sehabis bercukur baharu disebut "haji".

Pada perhentian besar di Mina itu, orang-orang yang kaya menyembelih korban untuk fakir dan miskin.

Sekarang kembali diceritakan keadaan Hamid. Demamnya yang dibawa dari Mekah bertambah menjadi, lebih-lebih setelah mendapat hawa yang panas di `Arafah itu. Di sana banyak orang yang mati kerana kepanasan. Hamid tak mahu lagi makan, badannya sangat lelah, sehingga seketika berangkat ke Mina ia tiada sedarkan dirinya, demi melihat hal itu, jantung saya berdebar-debar, saya kasihan kepadanya. Kalau-kalau di tempat itulah dia akan bercerai buat selama-lamanya dengan kami, lebih-lebih melihat mukanya yang sangat pucat dan badannya yang sangat lemah.

Setelah selesai penyembelihan besar itu, pada hari yang ke sebelas kami berangkat ke Mekah, yaitu mengerjakan rukun yang agak cepat, tidak menunggu sampai tiga hari. Sebelum mengerjakan tawaf besar itu, lebih dahulu kami singgah ke rumah kami. Kerana penyakit Hamid rupanya bertambah berat, terpaksalah kami mencarikan orang Badwi upahan, yang biasanya menerima upah mengangkat orang sakit mengerjakan tawaf. Sebelum Hamid diangkat ke atas bangku itu, yang diberi hamparan daripada kulit dahan kurma berjalin, khadam syeikh datang terburu-buru menghantarkan sepucuk surat dari Sumatera, setelah kami buka, ternyata datangnya dari Rosnah. Muka Salleh menjadi pucat, jantung saya berdebar-debar membaca isinya yang tiada disangka-sangka, Zainab telah wafat, surat menyusul, Rosnah.

Setelah dibacanya dengan sikap yang sangat gugup Salleh menyimpan surat kawat itu ke dalam sakunya, sambil memandang kepada Hamid dengan perasaan yang sangat terharu.

Tiba-tiba dari tempat tidurnya Hamid kedengaran berkata; "Surat apakah yang tuan-tuan terima? Apakah sebabnya tuan-tuan sembunyikan daripadaku? Adakah ia membawa duka atau khabar suka? Jika ia khabar suka, tidakkah patut saya diberi sedikit saja daripada kesukaan itu? Kalau khabar itu mengenai diri saya sendiri lebih baik tuan-tuan terangkan kepada saya lekas-lekas, tidaklah patut tuan-tuan sembunyikan lama-lama jangan dibiarkan saya di dalam sakit menanggung perasaan yang ragu-ragu."

"Tenangkanlah hatimu, sahabat! Kehendak Allah telah berlaku, ia telah memanggil orang yang dicintaiNya ke hadratNya."

" Oh, jadi Zainab telah dahulu daripadaku?" tanyanya pula.

"Ya, demikianlah, sahabat!"

Mendengar penjawapan itu kepalanya tertekun, ia menarik nafas panjang, dari pipinya meleleh dua titik airmata yang panas.

Tidak beberapa saat kemudian, datanglah Badwi tersebut membawa tandu yang kami pesan, Hamid pun dipindahkanlah ke dalam dan diangkat dengan segera menuju Masjidil-Haram, saya dan Salleh mengiringkan di belakang menurut Badwi yang berjalan cepat itu. Setelah sampai di dalam masjid, dibawalah dia tawaf keliling Ka`bah tujuh kali. Ketika sampai yang ke tujuh kali diisyaratkannya kepada Badwi yang berdua itu menyuruh menghentikan tandunya di antara pintu Ka`bah dengan batu hitam, di tempat yang bernama Maltezam, tempat segala do'a yang makbul. Orang lain tawaf pula berdesak-desak. Dengan sikap sabar orang-orang Badwi mengangkat tandu ke dekat tempat yang tersebut. Hati saya sangat berdebar melihatkan keadaan itu, saya lihat muka Hamid, di sana sudah nampak terbayang tanda-tanda dari kematian. Sampai di sana dihulurkannya tangannya, dipegangnya kesoh kuat dengan tangannya yang telah kurus, seakan-akan tidak akan dilepaskannya lagi. Saya dekati dia, kedengaran oleh saya dia membaca do'a demikian bunyinya:

"Ya Rabbi, ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, di bawah lindungan Ka`bah, rumah Engkau yang suci dan terpilih ini, saya menadahkan tangan memohon kurnia.

Kepada siapa lagi yang saya akan pergi memohon ampun, kalau bukan Engkau ya Tuhanku!

Tidak ada suatu tali pun tempat saya bergantung, lain daripada tali Engkau, tidak ada pintu yang akan saya tutup, lain daripada pintu Engkau.

Berilah kelapangan jalan buat saya, saya hendak pulang ke hasrat Engkau; saya menuruti orang-orang yang dahulu daripada saya, orang-orang yang bertali hidupnya dengan hidup saya.

Ya Rabbi, Engkaulah Yang Maha Kuasa, kepada Engkaulah kami sekalian akan kembali….."

Setelah itu suaranya tidak kedengaran lagi; di mukanya terbayang suatu cahaya muka yang jernih dan damai, cahaya keredhaan daripada Ilahi.

Di bibirnya terbayang suatu senyuman dan sampailah waktunya lepaslah ia daripada tanggungan dunia yang amat berat ini, dengan keizinan Tuhannya, di bawah lindungan Kaabah!

Pada hari itu selesailah mayat sahabat yang dikasihi itu dimakamkan di perkuburan Ma`ala yang masyhur.

Tanggapan Saya :

Pustaka Dini Buku ini sebuah karya kecil Hamka (dari segi saiz) akan tetapi tidak kecil jiwa di dalamnya. Pada saya ini bukan karya Hamka akan tetapi sekadar catatan. Setelah membaca, saya jadi ingin membaca karya-karya tulisan Bung Hamka yang lain. Novel ini merupakan kisah yang diceritakan semula. Kisah pengalaman hidup seorang pemuda yang bercerita kepada penulis. Seorang anak muda yang dibiaya oleh seorang hartawan hingga keperingkat universiti. Akhirnya jatuh cinta dengan anak hartawan tersebut. Namun takdir menentukan gadis yang selama ini terasa seperti darah daging sendiri, bukan jodohnya. Kisah cinta yang dilakarkan dalam novel ini mengingatkan saya kepada sebuah lagi karya Bung Hamka : Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk. Karya Bung Hamka lain yang sempat saya khatamkan ialah Kenang-Kenangan Hidup dan Dari Lembah Kehidupan. Menurut saya karya Bung Hamka kaya dengan filsafat.

Karya Hamza tidak hanya ini, dan saya coba menanggapi karya beliau yang berjudul “di bawah lindungan kaabah”. Ini adalah salah satu novel hamza yang berunsur religi, dimana ia menuliskan cerita tentang ibadah haji. Novel ini termasuk karya sastra lama, dilihat dari bentuk tulisan yang di tuangkan oleh beliau. Hamka pun menulis dengann bahasa yang mudah dicerna nmaun tetap sulit untuk di mengerti. Tak sedikkit banyak kata yang baku keluar dalam tulisannya. Agak sulit bagi saya mengartikan tulisannya, mungkin karena saya orang awam yang baru saja hendak membuat suatu karya.

Novel Lindungan Kaabah telah diadaptasi ke film dan mendapat sambutan yang hebat pada awal tahun lapan puluhan. Saya belum pernah menonton tayangan film tersebut. Sungguh bangga dan senang sekali apabila saya dapat melihat film ini.

Membaca tulisan orang lain atau tulisan sendiri adalah nikmat yang memberi kepuasan terhadap hasil karya yang diilhamkan. Marilah mulai menulis sesuatu yang boleh dijadikan simpanan masa depan agar generasi akan datang tahu apa yang berlaku dalam zaman kita. agar kita juga pembaca lain dapat mengambil iktibar dan manfaat dari pesan yang hendak kita sampaikan. Jangan dinanti-nanti, mulailah menulis dari sekarang. Bermula dengan membaca tulisan orang lain dan kemudian menghasilkan tulisan sendiri. Membaca tulisan sendiri dan menulis pula untuk dibaca oleh orang lain, begitulah imbalannya.

Ada untaian kata dari Hamka yang membuat saya terkagum, yaitu ; “Takut gagal adalah gagal sejati. Takut mati adalah mati sebelum mati. Hidup itu adalah gerak. Gerak itu ialah maju, berjuang dan naik dan jatuh dan naik lagi. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi esok. Oleh itu, tidak ada tempuh yang akan terbuang.”

- Dr. Hamka -

how do we think with the heart and logic ?

What it Thinks ?

The mind is a caretaker in logic, actually what is called a thought? Does everyone have to realize that the mind can work it self automatically and can also work with the guidance of the owner's mind? 

Let's see ... 




Kemiskinan





 Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".


Pers Etis

Kondisi Pers yang Etis

Sesuai dengan Pers nasional, sesuai dengan pasal 6 UU No. 40 1999, melaksanakan peranan berikut. 
 
  • Memenuhi hak masyarakat untuk memenuhi. 
  • Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supermasi hokum, dan Hak Asasi Manusia, serta menghormati kebhinekaan.
  • Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar.
  • Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
  • Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.




Perayaan & Tradisi




Ulang tahun berarti mengulang kembali tahuns sebelumnya. Namun arti disini mungkin lebih kepada sebuah perayaan hari kelahiran seseorang yang dimana biasanya selalu adanya kue tart dan hadiah. Yaaa, benar sekali, ulang tahun adalah hari yang selalu dinanti-nanti oleh semua manusia di muka bumi ini. Tak ada satu orang pun yang ingin melewatkannya.

Mari sedikit kita bahas tentang hari perayaan tersebut. Saat kita dilahirkan ke dunia ini dengan nadi yang penuh darah adalah saat kita benar-benar terlahir. Tanpa sadar kita adalah salah satu populasi yang menghambat peradaban manusia. Namun tidak bisa dipungkiri, ketika kita lahir banyak orang yang tersenyum bahagia dan berharap banyak pada sesosok bayi yang bersinar begitu terang. Namun ada satu hal yang menjadi Tanya besar, mengapa saat bayi itu tumbuh menjadi besar dan semakin menghalangi setiap mil nya, dia akan semakin memberikan luang seakan dia takkan mengganggu lagi. Dia akan pergi dan takkan mungkin kembali, dia akan banyak mengeluarkan air mata. Saat dia pergi aka nada ruang yang tadinya menyesaki bumi ini. Namun, saat ruang itu kosong akan ada banyak yang merasakan kehampaan. Itulah ada dan tiada kita sebagai manusia.

Pergunakanlah sisa hidupmu dengan sebaik-baiknya agar saat kau pergi lebih banyak orang yang menangis dan takkan ada ruang yang terasa hampa. Sedikit berkomentar, kenapa saya membahas jadi kesini. Kita kembali ke topic utama. Hari ulang tahun adalah sebuah perayaan yang biasa dilakukan oleh orang barat kebanyakan, tidak jarang orang timur mengikuti tradisi tersebut. Sebenarnya ada tradisi yang terlupakan oleh orang timur, yaitu bersyukur. Dimana pada saat hari kelahiran masih bisa dirasakan berarti secara tidak langsung kita masih diberi kesempatan oleh Yang Kuasa untuk membenahi diri untuk jadi lebih baik lagi.

Semoga yang saya kutip bisa member manfaat bagi yang membaca, walau hanya sedikit tapi saya berharap ada banyak yang bisa dipetik. GBU.

Indonesia Belum Merdeka

Sungguh Ironis






17 Agustus mungkin bagi semua rakyat Indonesia adalah hari yang begitu bersejarah, karena pada tanggal itu bangsa ini mendapatkan kemerdekaannya walau menurut sebagian orang kemerdekaan itu adalah hadiah dari penjajah. Akan tetapi perdebatannya bukan disana (ini menurut pandangan subyektif pemula). Pertanyaan sekaligus perdebatan yang tepat untuk kita layangkan adalah sudah 63 tahun bangsa ini mendapatkan hadiah tersebut, akan tetapi perubahan secara signifikan belum ada. Perubahan sampai hari ini oleh sebagian orang masih berbentuk struktural atau perebutan kekuasaan semata, siapa yang dijatuhkan dan siapa yang akan menggantikan.

Padahal bangsa dengan begitu besar pulau dan indah ini tidak memerlukan perdebatan seperti itu, hal nyata dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat adalah hal paling mendasar untuk dilaksanakan. Berbicara perwujudan kesejahteraan rakyat tidak bisa dilihat dengan sebelah mata atau setengah-tengah, perwujudan kesejahteraan bangsa harus dilihat secara konfrehensif dan lugas. Kenaikan harga BBM. Biaya Pendidikan yang mahal, perekonomian rakyat kecil yang semakin hari semakin melemah, penangkapan dan pemukulan para penggiat sosial dan aktivis gerakan mahasiswa serta lain-lainnya merupakan bagian-bagian yang tidak bisa dipisahkan begitu saja.

Secara kasat mata memang persoalan-persoalan bangsa ini terlalu banyak sehingga memerlukan waktu dalam penyelesaian. Padahal kalau kita mau jujur persoalan besarnya atau kontradiksi pokoknya ada pada menyembahnya pemerintah bangsa ini kepada kepentinganIMPERIALISME di bawah pimpinan Amerika Serikat (AS). Ini terbukti dengan ketidak beranian Pemerintah mengambil sikap pada pertemuan WTO di Hongkong desember 2005 yang pada akhirnya Pendidikan sebagai ujung tombak peradaban bangsa menjadi Mahal dan sulit dijangkau oleh anak-anak buruh, petani, nelayan dan rakyat kecil lainnya.

Selain itu, APBN kita pada tahun 2005/2006 sekitar 40% hanya digunakan untuk membayar hutang dan hutang, kemudian sektor Anggaran Pendidikan 20% hanya mimpi bagi rakyat kecil terbukti sampai tahun 2008 ini hanya 11,5% (kurang lebih) yang dianggarkan padahal kalau pemerintah kita mau serius mengurusi pendidikan, maka pemerintah hanya perlu menganggarkan 70 triliun rupiah hanya untuk pendidikan dan itu sudah include semuanya (operasional, dll).

Yang lebih mengherankan adalah kekayaan alam bangsa ini dikeruk habis oleh Top One Oil, Freeport, Newmont, Exon Mobile (pokoknya negara-negara G-8,Paris Club,dll) dan rakyat Indonesia hanya menjadi buruh disana dengan gaji yang murah. Kasus Newmont di NTB, warga pribumi hanya satu orang yang memiliki gaji 32 juta rupiah perbulan namun dengan resiko kerja 99% karena bekerja diterowongan bawah tanah..apabila hitung secara matematika, maka gaji itu hanya untuk membayar asuransi nyawa yang dimiliki oleh karyawan Newmont NTB ini. Kalau alasannya adalah Sumberdaya Manusia kita kurang memadai, maka pertanyaan baliknya kenapa Pendidikan Mahal, kenapa harus orang luar yang kerjakan hal kecil, kenapa kalau ingin melamar kerja harus antri ??? semua pertanyaan itu adalah jawaban dari alasan tidak rasional tersebut. Sehingga kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan oleh Para Pahlawan bangsa ini menjadi sia-sia karena Indonesia sekarang kembali lagi dijajah secara modal dan pikiran...Lalu kapan Indonesia MERDEKA secara total. Mari Kita Renungkan Bersama.Tulisan ini merupakan rangkuman dari beberapa catatan tentang analisis ekonomi politik dan review pemerintahan SBY-JK selama 4 tahun.


Mengapa Kemiskinan di Indonesia Menjadi Masalah Berkelanjutan? 

SEJAK awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar terhadap terciptanya masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana termuat dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian, masalah kemiskinan sampai saat ini terus-menerus menjadi masalah yang berkepanjangan.

PADA umumnya, partai-partai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2004 juga mencantumkan program pengentasan kemiskinan sebagai program utama dalam platform mereka. Pada masa Orde Baru, walaupun mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi, yaitu rata-rata sebesar 7,5 persen selama tahun 1970-1996, penduduk miskin di Indonesia tetap tinggi.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin di Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang. Hal ini bertolak belakang dengan pandangan banyak ekonom yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.

Perhatian pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan pada pemerintahan reformasi terlihat lebih besar lagi setelah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997. Meskipun demikian, berdasarkan penghitungan BPS, persentase penduduk miskin di Indonesia sampai tahun 2003 masih tetap tinggi, sebesar 17,4 persen, dengan jumlah penduduk yang lebih besar, yaitu 37,4 juta orang. Bahkan, berdasarkan angka Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2001, persentase keluarga miskin (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) pada 2001 mencapai 52,07 persen, atau lebih dari separuh jumlah keluarga di Indonesia. Angka- angka ini mengindikasikan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan selama ini belum berhasil mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia.

Penyebab kegagalan

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen.

Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program-program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (Susenas) oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN.

Kedua data ini pada dasarnya ditujukan untuk kepentingan perencanaan nasional yang sentralistik, dengan asumsi yang menekankan pada keseragaman dan fokus pada indikator dampak. Pada kenyataannya, data dan informasi seperti ini tidak akan dapat mencerminkan tingkat keragaman dan kompleksitas yang ada di Indonesia sebagai negara besar yang mencakup banyak wilayah yang sangat berbeda, baik dari segi ekologi, organisasi sosial, sifat budaya, maupun bentuk ekonomi yang berlaku secara lokal.

Bisa saja terjadi bahwa angka-angka kemiskinan tersebut tidak realistis untuk kepentingan lokal, dan bahkan bisa membingungkan pemimpin lokal (pemerintah kabupaten/kota). Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi di Kabupaten Sumba Timur. Pemerintah Kabupaten Sumba Timur merasa kesulitan dalam menyalurkan beras untuk orang miskin karena adanya dua angka kemiskinan yang sangat berbeda antara BPS dan BKKBN pada waktu itu. Di satu pihak angka kemiskinan Sumba Timur yang dihasilkan BPS pada tahun 1999 adalah 27 persen, sementara angka kemiskinan (keluarga prasejahtera dan sejahtera I) yang dihasilkan BKKBN pada tahun yang sama mencapai 84 persen. Kedua angka ini cukup menyulitkan pemerintah dalam menyalurkan bantuan-bantuan karena data yang digunakan untuk 

Secara konseptual, data makro yang dihitung BPS selama ini dengan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs target sasaran rumah tangga adalah data BKKBN, sementara alokasi bantuan didasarkan pada angka BPS. (approach) pada dasarnya (walaupun belum sempurna) dapat digunakan untuk memantau perkembangan serta perbandingan penduduk miskin antardaerah. Namun, data makro tersebut mempunyai keterbatasan karena hanya bersifat indikator dampak yang dapat digunakan untuk target sasaran geografis, tetapi tidak dapat digunakan untuk target sasaran individu rumah tangga atau keluarga miskin. Untuk target sasaran rumah tangga miskin, diperlukan data mikro yang dapat menjelaskan penyebab kemiskinan secara lokal, bukan secara agregat seperti melalui model-model ekonometrik.

Untuk data mikro, beberapa lembaga pemerintah telah berusaha mengumpulkan data keluarga atau rumah tangga miskin secara lengkap, antara lain data keluarga prasejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN dan data rumah tangga miskin oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Meski demikian, indikator- indikator yang dihasilkan masih terbatas pada identifikasi rumah tangga. Di samping itu, indikator-indikator tersebut selain tidak bisa menjelaskan penyebab kemiskinan, juga masih bersifat sentralistik dan seragam-tidak dikembangkan dari kondisi akar rumput dan belum tentu mewakili keutuhan sistem sosial yang spesifik-lokal.

Strategi ke depan

Berkaitan dengan penerapan otonomi daerah sejak tahun 2001, data dan informasi kemiskinan yang ada sekarang perlu dicermati lebih lanjut, terutama terhadap manfaatnya untuk perencanaan lokal. Strategi untuk mengatasi krisis kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi), tetapi
Masalah utama yang muncul sehubungan dengan data mikro sekarang ini adalah, selain data tersebut belum tentu memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal. Data dan informasi kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran sangat diperlukan untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan serta pencapaian tujuan atau sasaran dari kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat nasional, tingkat kabupaten/kota, maupun di tingkat komunitas. Relevan untuk kondisi daerah atau komunitas, data tersebut juga hanya dapat digunakan sebagai indikator dampak dan belum mencakup indikator-indikator yang dapat menjelaskan akar penyebab kemiskinan di suatu daerah atau komunitas.

Dalam proses pengambilan keputusan diperlukan adanya indikator-indikator yang realistis yang dapat diterjemahkan ke dalam berbagai kebijakan dan program yang perlu dilaksanakan untuk penanggulangan kemiskinan. Indikator tersebut harus sensitif terhadap fenomena-fenomena kemiskinan atau kesejahteraan individu, keluarga, unit-unit sosial yang lebih besar, dan wilayah. Kajian secara ilmiah terhadap berbagai fenomena yang berkaitan dengan kemiskinan, seperti faktor penyebab proses terjadinya kemiskinan atau pemiskinan dan indikator-indikator dalam pemahaman gejala kemiskinan serta akibat-akibat
dari kemiskinan itu sendiri, perlu dilakukan. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu para peneliti perlu mengembangkan sendiri sistem pemantauan kemiskinan di daerahnya, khususnya dalam era otonomi daerah sekarang. Para peneliti tersebut tidak hanya dibatasi pada disiplin ilmu ekonomi, tetapi juga disiplin ilmu sosiologi, ilmu antropologi,
dan lainnya.

Belum memadai

Ukuran-ukuran kemiskinan yang dirancang di pusat belum sepenuhnya memadai dalam upaya pengentasan kemiskinan secara operasional di daerah. Sebaliknya, informasi-informasi yang dihasilkan dari pusat tersebut dapat menjadikan kebijakan salah arah karena data tersebut tidak dapat mengidentifikasikan kemiskinan sebenarnya yang terjadi di tingkat daerah yang lebih kecil. Oleh karena itu, di samping data kemiskinan makro yang diperlukan dalam sistem statistik nasional, perlu juga diperoleh data kemiskinan (mikro) yang spesifik daerah. Namun, sistem statistik yang dikumpulkan secara lokal tersebut perlu diintegrasikan dengan sistem statistik nasional sehingga keterbandingan antarwilayah, khususnya keterbandingan antarkabupaten dan provinsi dapat tetap terjaga.

Dalam membangun suatu sistem pengelolaan informasi yang berguna untuk kebijakan pembangunan kesejahteraan daerah, perlu adanya komitmen dari pemerintah daerah dalam penyediaan dana secara berkelanjutan. Dengan adanya dana daerah untuk pengelolaan data dan informasi kemiskinan, pemerintah daerah diharapkan dapat mengurangi pemborosan dana dalam pembangunan sebagai akibat dari kebijakan yang salah arah, dan sebaliknya membantu
mempercepat proses pembangunan melalui kebijakan dan program yang lebih tepat dalam pembangunan.

Keuntungan yang diperoleh dari ketersediaan data dan informasi statistik tersebut bahkan bisa jauh lebih besar dari biaya yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan pengumpulan data tersebut. Selain itu, perlu adanya koordinasi dan kerja sama antara pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder), baik lokal maupun nasional atau internasional, agar penyaluran dana dan bantuan yang diberikan ke masyarakat miskin tepat sasaran dan tidak tumpang tindih. Ketersediaan informasi tidak selalu akan membantu dalam pengambilan keputusan apabila pengambil keputusan tersebut kurang memahami makna atau arti dari informasi itu. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan teknis dari pemimpin daerah dalam hal penggunaan informasi untuk manajemen.

Sebagai wujud dari pemanfaatan informasi untuk proses pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pembangunan di daerah, diusulkan agar dilakukan pemberdayaan pemerintah daerah, instansi terkait, perguruan tinggi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam pemanfaatan informasi untuk kebijakan program. Kegiatan ini dimaksudkan agar para pengambil keputusan, baik pemerintah daerah, dinas-dinas pemerintahan terkait, perguruan tinggi, dan para LSM, dapat menggali informasi yang tepat serta menggunakannya secara tepat untuk membuat kebijakan dan melaksanakan program pembangunan yang sesuai. Pemerintah daerah perlu membangun sistem pengelolaan informasi yang menghasilkan segala bentuk informasi untuk keperluan pembuatan kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan yang sesuai. Perlu pembentukan tim teknis yang dapat menyarankan dan melihat pengembangan sistem pengelolaan informasi yang spesifik daerah. Pembentukan tim teknis ini diharapkan mencakup pemerintah daerah dan instansi terkait, pihak perguruan tinggi, dan peneliti lokal maupun nasional, agar secara kontinu dapat dikembangkan sistem pengelolaan informasi yang spesifik daerah.

Mekanisme pengumpulan data ini harus berbiaya rendah, berkelanjutan, dapat dipercaya, dan mampu secara cepat Berkaitan dengan hal tersebut, perlu disadari bahwa walaupun kebutuhan sistem pengumpulan data yang didesain, diadministrasikan, dianalisis, dan didanai pusat masih penting dan perlu dipertahankan, sudah saatnya dikembangkan pula mekanisme pengumpulan data untuk kebutuhan komunitas dan kabupaten.merefleksikan keberagaman pola pertumbuhan ekonomi dan pergerakan sosial budaya di antara komunitas pedesaan dan kota, serta kompromi ekologi yang meningkat.

Hamonangan Ritonga Kepala Subdit pada Direktorat Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik

Sumber: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/10/ekonomi/847162.htm

Indonesia & Gempa


Gempa lagi, dan lagi. Indonesia sering dilanda Gempa. Fakta tersebut benar adanya. Lihat saja catatan Peta Gempa skala besar yang pernah terjadi di Indonesia (1992-2009) berikut;

30 September 2009, Gempa bumi Sumatra Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari sesar geser semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia bahkan terasa hingga Kuala Lumpur dan Singapura.

2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehinggapengevakuasian warga terhambat.



12 September 2007 – Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter

6 Maret 2007 – Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat,Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.

27 Mei 2006 – Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

26 Desember 2004 – Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami disamudera Hindia.

12 Desember 1992 – Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.

Data tersebut belum termasuk gempa-gempa lainnya dalam skala kecil yang mungkin jumlahnya dapat mencapai ribuan kali gempa dalam periode tersebut. Belum lagi jika ditambah dengan data gempa yang terjadi sepanjang masa di Indonesia, tentunya memerlukan puluhan bahkan ratusan halaman untuk mencatatnya, sebut saja satu yang terkenal di antaranya yaitu gempa yang disebabkan letusan Gunung Karatau pada tahun 1883 yang guncangannya luar biasa. (kaskus.com)

Dan saya disini akan mencoba menganalisis gempa yang terjadi di Padang dan selitarnya. Rabu tanggal 30 September 2009 sekitar jam 17.16, gempa bumi berskala 7.6 skala Richter mengguncang beberapa wilayah di Sumatera Barat. Akibatnya Kota Padang porak poranda. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi berpusat di 0.84 Lintang Selatan, 99,65 Bujur Timur, dan berada di kedalaman 71 kilometer dari permukaan laut. Walaupun tidak menimbulkan tsunami, tapi sudah menelan korban jiwa hampir 500 orang dan diperkirakan akan bertambah.

Salah satu lokasi yang begitu banyak menjerat korban adalah di kota Padang, setelah evakuasi, terdapat hampir 197 jiwa korban tewas, 50 korban luka berat, dan 1.570 korban dengan luka ringan. Korban tewas lainnya yang telah terdata masing-masing di Kabupaten Padang Pariaman sebanyak 154 orang, Bukittinggi (7), Pesisir Selatan empat orang dan Kota Solok (2). Sedangkan jumlah total korban luka berat yang telah terdata sebanyak 83 orang, luka ringan 2.094 orang. Jumlah kerusakan bangunan yang telah terdata yakni rusak berat 740 unit, rusak sedang 200 unit dan rusak ringan 1.710 unit. Berikut ini beberapa Kumpulan cerita kepedihan Gempa di Padang Sumatra Barat:

1. Kurang lebih 200 orang terkubur di reruntuhan Hotel ambacang

2. 245 warga hilang Desa Cikabu, Lubuk Kalung, Padang Pariaman

3. Rintihan minta tolong di bawah reruntuhan Hotel ambacang

4. Puluhan mahasiswa STBA Prayoga tertimbun reruntuhan bangunan


5. 400 Orang Terkubur Hidup-hidup pada Pesta Pernikahan Dusun Pulau Aia, Kecamatan


Tandikek, Kabupaten Padang Pariaman. Semoga mereka di beri ketabahan dan kesabaran dalam menjalani cobaan ini.

Begitu banyak korban dan kerugian yang di alami oleh bangsa kita. Namun, tak sedikit para relawan yang membantu turun ke lapangan untuk membantu korban bencana gempa di padang, tidak hanya warga Indonesia, banyak pula bala bantuan yang di berikan dari luar. Selain bantuan non material, banyak juga bantuan material berupa pangan, obat-obatan dan juga uang tunai. Walaupun masih butuh banyak lagi bala bantuan. Banyak korban yang belum bisa menjalankan kehidupan normal mereka seperti biasa yang diakibatkan depresi, dan tidak sedikit pula yang menderita kelaparan. Para korban gempa masih menghuni tenda-tenda darurat di wilayah mereka masing-masing. Mereka semua masih perlu begitu banyak uluran tangan kita para saudara yang masih di berikan kebruntungan. Selain dari itu, pemerintah pun seharusnya cekat, sigap dan cermat dalam memberikan bantuan terhadap mereka. Media pun lebih banyak menyorot korban bencana gempa di daerah kota, padahal banyak daerah kecil yang terkena gempa dan bantuan pun sulit menjangkau tempat tersebut untuk memberikan bantuan.


Dari data diatas, kita dapat melihat begitu banyak korban jiwa pada musibah ini dan tidak sedikit pula menimbulkan beberapa spekulasi. Makin banyak masyarakat mengira bencana di Indonesia diakibatkan oleh polah manusia itu sendiri, dan tidak sedikit pula para ulama menjawab sebab-akibat bencana yang sering melanda Indonesia.


Dilihat dari perspektif agama, bencana gempa memang di singgung dalam Al-Qur’an. Setidaknya ada dua ayat dalam Al Quran yang langsung menyatakan tentang bencana gempa bumi. Bunyinya demikian: Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan merekapun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka (Al Quran Surat Al A’raf ayat 78 dan ayat 91). Ayat tersebut saya kira lebih tepat jika hendak mengaitkan Gempa Bumi di Padang yang baru lalu dan gempa bumi lain yang pernah terjadi di Indonesia, atau bahkan gempa bumi yang pernah terjadi di seluruh dunia dari dulu hingga sekarang.

Ayat di atas mengkisahkan umat Nabi Sholih yang dikenal dengan Kaum Tsamud dan umat Nabi Syu’aib yang dikenal dengan Penduduk Madyan yang bengal dan mengingkari Risalah Kenabian yang mereka bawa sebagai Utusan Allah SWT hingga Allah SWT menurunkan bencana gempa bumi. Peristiwa ribuan tahun yang lalu direkam oleh Al Qur’an, jauh sebelum manusia modern mengenali penyebab gempa bumisebagai akibat bertumbukkannya lempeng bumi.

Dilihat dari sudut pandang geografis, Indonesia adalah salah satu Negara yang rawan terjadinya bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Wilayah Indonesia berada di lokasi yang sangat unik, berada dalam sabuk ‘Ring of fire’ yang terkenal yaitu deretan gunung berapi aktif yang membentuk lingkaran di seputar samudera Pasifik dan Indonesia merupakan pertemuan lempengan dunia yang terus bergerak dan bergesekan untuk mencari keseimbangan.

Jika kemudian sampai hari ini gempa bumi masih terus terjadi, rasanya kita tidak cukup jika hanya merenungkannya. Sebab merenung cenderung pasif. Akan lebih baik jika dibarengi dengan tindakan yang nyata. Seperti apa? Membangun diri dan keluarga agar siaga terhadap bencana dengan tetap menjaga kualitas aqidah yang kita miliki. Sehingga kalaupun kita harus menjadi korban meninggal akibat bencana gempa bumi misalnya, kita tetap teguh dalam aqidah dan keimanan kita.

Entah mengapa sekalipun Indonesia sama rawannya dengan Jepang terhadap ancaman bencana gempa bumi, tetapi seakan-akan kita tidak pernah mendapat pelajaran dari bencana-bencana yang telah lalu. Setelah gempa-tsunami Aceh dan Nias 2004 – 2005, kita sudah diberi pelajaran ilmu alam kembali oleh gempa Yogyakarta – Jateng dan Pangandaran. Sayangnya ujian ilmu alam kita tidak pernah lulus. Untuk itulah kita patut belajar dari negara lain yang telah sukses menerapkan tanggap yang tepat dalam menghadapi bencana gempa bumi. Jepang, Nepal atau Chile adalah beberapa negara yang berhasil mendidik masyarakatnya untuk awas ketika bencana gempa bumi datang melanda.

Pemerintah seharusnya mempersiapkan segalanya dalam mengantisipasi datangnya bencana gempa bumi yang hingga saat ini masih sulit diramal kedatangannya itu. Penataan ruang dan kode bangunan wajib dilaksanakan di kota-kota yang dinilai rawan bencana gempa bumi. Selain itu, ketika terdapat ketelanjuran perkembangan kota yang tidak siap menghadapi bencana gempa bumi, maka mempersiapkan ketahanan masyarakat yang waspada terhadap bencana gempa bumi adalah jalan keluar yang bisa mengurangi dampak bencana.

Sosialisasi membuat meja yang kuat atau kiat-kiat berlindung ketika di dalam rumah, di luar rumah atau di tepi pantai dan di bawah tebing, harus sudah dirancang dalam bentuk brosur, buklet atau poster yang dibagikan terus-menerus setiap tahun. Pengarahan, pelatihan dan simulasi tanggap bencana harus sudah mulai dirancang dan dilaksanakan. Ketika pemerintah kita terbukti gelagapan dengan penanganan pasca-bencana yang datang susul menyusul, mengapa masyarakat tidak disiapkan untuk tanggap pra-bencana ? mungkin setelah bencana di Padang, pemerintah tanggap akan gempa, dengan banyak menyiarkan siaran waspada gempa di beberapa media. Semoga saja untuk kedepannya tidak banyak korban jiwa apabila terjadi bencana alam.

Subhanallah, Sungguh di balik semua kejadian ada hikmah di balik semua itu. Begitupun gempa yang meluluhlantakkan Kota Padang dan sekitarnya. Jika kita telusuri waktu terjadinya gempa Padang, berdasar catatan waktu kejadian yang dilansir Kompas, 1 Oktober 2009 bahwa gempa pertama terjadi pada pukul 17.16 WIB. Sedangkan gempa susulan terjadi pada pukul 17.38. Saudara, marilah sejenak kita cermati dalam Al Qur'an. Jam menunjukkan nama surat, dan menit menunjukkan ayat. Jika kebetulan Al Qur'an terjemahan yang dilihat adalah terbitan Asy Syamil maka akan jelas alur pesan-pesan Illahi tersebut. Dalam sudut pandang kausalitas, sebab-akibat, waktu gempa pertama menunjukkan Akibat (QS. 17:16) dan waktu gempa susulan menunjukkan Sebab (alasan terjadi)--(QS. 17:38). Dalam Surat Al Isra' ayat 38 ini pada catatan kaki, diterangkan uraian-uraian "kejahatan" manusia yang kita sadari wujud dan intensitasnya makin sering kita temui di tengah masyarakat kita. Ala kulihal, marilah kita renungkan pesan Illahi tersebut. Mengapa Padang? Saya yakin, mereka para korban baik yang meninggal maupun keluarga yang ditinggalkan adalah pihak-pihak yang dipilih Allah. Mereka adalah orang-orang yang kuat, tabah dan sabar. Allah tidak akan menimpakan cobaan melebihi kemampuan umat-Nya. Semoga mereka semua korban bencana gempa di Padang di berikan tempat yang paling indah oleh Allah SWT, sepadan dengan amal perbuatan mereka. Akhir kata, mari kita doakan mereka yang telah menjadi korban dan bangun solidaritas sekemampuan kita. Semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

Teroris?

Teror

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi, dan oleh karena itu para pelakunya (teroris) layak mendapatkan pembalasan yang kejam.

Akibat makna-makna negatif yang dikandung oleh perkataan "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagaiseparatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Tetapi dalam pembenaran dimata terrorism : "Makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil padahal tidak terlibat dalam perang". Padahal Terorisme sendiri sering tampak dengan mengatasnamakan agama.



Berawal dari peristiwa World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat. Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon.

Berita jurnalistik seolah menampilkan gedung World Trade Center dan Pentagon sebagai korban utama penyerangan ini. Padahal, lebih dari itu, yang menjadi korban utama dalam waktu dua jam itu mengorbankan kurang lebih 3.000 orang pria, wanita dan anak-anak yang terteror, terbunuh, terbakar, meninggal, dan tertimbun berton-ton reruntuhan puing akibat sebuah pembunuhan massal yang terencana. Para teroris mengira bahwa penyerangan yang dilakukan ke World Trade Center merupakan penyerangan terhadap "Simbol Amerika". Namun, gedung yang mereka serang tak lain merupakan institusi internasional yang melambangkan kemakmuran ekonomi dunia. Di sana terdapat perwakilan dari berbagai negara, yaitu terdapat 430 perusahaan dari 28 negara. Jadi, sebetulnya mereka tidak saja menyerang Amerika Serikat tapi juga dunia. Amerika Serikat menduga Osama bin Laden sebagai tersangka utama pelaku penyerangan tersebut. Setelah beberapa waktu Amerika mulai menyiapkan pasukan ksusus untuk menangkap Osama bin Laden dalam keadaan hidup atau mati. Sementara itu, Osama bin Laden pun mengakui bahwa dialah yang melakukan aksi tersebut. Setelah dilakukan beberapa penyelidikan tentang kasus tersebut, hasil yang didapat adalah benar bahwa Osama bin Laden-lah yang telah melakukan aksi tersebut, namun ada kerancuan dalam hal ini, Osama bin Laden adalah anggota CIA di Amerika. Banyak video beradar tentang bagaiman pristiwa WTC yang hancur total bukan diakibatkan oleh benturan pesawat saja, namun bahan peledaklah yang telah membuat semuanya hancur. Dan itupun masih menjadi tanya besar buat Saya untuk mengetahui siapa dalang dari semua ini.

Beralih ke Indonesia, setelah kejadian di WTC banyak teroris yang mulai memberanikan diri mereka untuk berunjuk gigi. Sebut saja, diawali dengan peristiwa bom Bali, lalu dilanjutkan dengan bom bali-2. Dengan motif yang sama, mereka melakukan hal tersebut dengan alasan jihad. Pelakunya adalah Amrozi dan Imam Samudra, namun masih banyak pelaku lain yang mungkin sulit untuk disebutkan satu-persatu. Berapa banyak korban yang berjatuhan pada kejadian ini, tidak sedikit pula kerugian secara material yang dialami Indonesia. Mereka tidak memikirkan hal tersebut, yang mereka lihat hanya dari satu sudut pandang, yakni agama. Namun menurut Saya mereka sangat mengerti tentang agama tapi belum begitu memahaminya.

Setelah kasus bom Bali kesatu dan kedua, banyak kasus lain yang menyusul. Mungkin karena terkontaminasi atau sebuah strategi, para teroris mulai bermunculan dengan gagah perkasa selayak mereka adalah “Super Hero”. Mereka mulai kepakkan sayap seakan mereka akan terbang tinggi di atas awan dan pergi menuju nirwana. Tercatat, ada beberapa kasus terror dan peledakan di beberapa tempat. Contohnya adalah sebuah gereja di Jakarta (mungkin agar masyarakat semakin yakin tentang beranggapan bahwa teroris adalah islam).

Setelah banyak terjadinya teror bom dimana-mana, pihak kepolisian mengambil sikap tegas dan mulai beraksi. Penyelidikan demi penyelidikan dilakukan, kasus demi kasus pun terungkap. Namun, hal tersebut tidak membuat geram para Super Hero (teroris). Mereka semakin menyebar luas di Indonesia, belum dapat dipastikan siapa visi di balik misi ini.

Kejanggalan peristiwa Bom JW Marriot II, Dari hasil diskusi di Jakarta..Sejumlah kejanggalan dari peristiwa meledaknya bom pada 17 Juli lalu di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott dibahas beberapa pengamat Islam. Di antara mereka ada Jose Rizal Jurnalis dari Mer-C, Fadhli Zon dari tim sukses Mega Prabowo, dan Muhammad Al-Khaththath dari Forum Umat Islam atau FUI. Diskusi diselenggarakan di Wisma Dharmala Sakti Jakarta, Jum’at 30/07/09.
Menurut Al-Khaththath, sehari setelah peristiwa bom itu, sejumlah ormas Islam bertemu di PP Muhammadiyah. Dari situ mereka dapat informasi bahwa pada saat terjadi peledakan, ada 130 anggota CIA yang bermalam di Hotel Marriott. “Saya yakin, ini bukan hal kebetulan!” ujar sekjen FUI ini. Perlu di garis bawahi, lagi-lagi CIA.


Sayangnya, tidak ada media yang memberitakan soal keberadaan sejumlah agen intelejen Amerika ini yang secara kebetulan berada di lokasi kejadian. Khaththath yakin bahwa ada pihak-pihak yang sangat kompeten soal bom dan mereka sama sekali tidak dicurigai. “Bukankah yang sangat mengerti soal bom adalah mereka yang ngerti persenjataan. Dan itu bisa polisi, tentara, atau intelejen.” Ketua Hizbud Dakwah Islam ini pun menyayangkan beberapa media yang mengikuti arus aparat dengan melakukan tuduhan-tuduhan terhadap aktivis Islam.

Setelah dilakukan berbagai penyelidikan, pihak kepolisian berhasil mengungkap siapa dalang dari peristiwa bom marriot, Mohammad Jibril alias Muhammad Ricky Ardhan akhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus peledakan bom Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, demikian keterangan pers Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri di Jakarta. Namun, Saya pribadi masih tetap mempertanyakan siapa “raja diantara raja” yang merencanakan semua skenario ini hingga terlihat begitu sempurna.

Dari dua peristiwa tersebut, ada dua peristiwa yang membuat Saya cukup terkejut, yang pertama saat mengetahui Osama bin Laden adalah anggota CIA, dan yang kedua saat beberapa media mengatakan bahwa saat peristiwa JW marriot II ada sekitar 130 anggota CIA yang menginap di hotel Marriott. Kejanggalan ini membuat Saya semakin curiga dengan anggota CIA. Anda tahu, CIA adalah salah satu organisasi yang berasal dari Amerika, dan Amerika sendiri memang Negara yang bisa di katakan telah menuding bahwa teroris itu adalah islam, dan Negara mayoritas islam tidak lain adalah Indonesia. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa Indonesia adalah salah satu Negara yang diincar oleh Amerika. Tidak sedikit warga Amerika sendiri menyebut bahwa Negara mereka adalah “pembohong besar”, setelah adanya peristiwa di WTC. Keterkaitan yang dimaksud adalah dimana saat dua peristiwa terjadi ada satu pihak keterkaitan yang sama, yaitu CIA. Mengapa belum terungkap sampa saat ini, mungkin karena kita tahu bahwa Amerika adalah Negara adidaya, mereka bisa melakukan apa saja terhadap Negara apapun, tanpa kecuali Indonesia yang kita ketahui sangat minim dalam persiapan tempur.

CIA (Central Intelligence Agency) diciptakan pada tahun 1947 dengan penandatanganan Undang-Undang Keamanan Nasional oleh Presiden Harry S. Truman. Tindakan juga menciptakan Direktur Central Intelligence (DCI) untuk melayani sebagai kepala intelijen Amerika Serikat masyarakat; bertindak sebagai penasihat utama Presiden untuk masalah-masalah intelijen yang terkait dengan keamanan nasional, dan sebagai Kepala Central Intelligence Agency. Reformasi Intelijen dan Undang-Undang Pencegahan Terorisme tahun 2004 telah diubah dengan Undang-Undang Keamanan Nasional untuk menyediakan Direktur Intelijen Nasional yang akan mengambil sebagian dari peran sebelumnya dipenuhi oleh DCI, dengan Direktur terpisah Central Intelligence Agency.

Fungsi Central Intelligence Agency adalah untuk membantu Direktur Central Intelligence Agency dalam melaksanakan tanggung jawab. Untuk mencapai misi, CIA terlibat dalam penelitian, pengembangan, dan penyebaran teknologi leverage yang tinggi untuk tujuan intelijen. Sebagai lembaga yang terpisah, CIA berperan sebagai sumber independen analisis mengenai topik yang perhatian dan juga bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain dalam Komunitas Intelijen untuk memastikan bahwa konsumen intelijen-baik pembuat kebijakan atau medan perang Washington komandan-menerima intelijen terbaik mungkin. Dengan menekankan kemampuan beradaptasi dalam pendekatan pengumpulan intelijen, CIA dapat menyesuaikan dukungannya terhadap kecerdasan kunci konsumen dan membantu mereka memenuhi kebutuhan mereka saat mereka menghadapi masalah-masalah pasca-Perang Dingin Dunia.

CIA adalah lembaga independen yang bertanggung jawab untuk menyediakan intelijen keamanan nasional senior pembuat kebijakan AS. Direktur Central Intelligence Agency (D / CIA) adalah dinominasikan oleh presiden dengan nasihat dan persetujuan Senat. Direktur mengelola operasi, personalia, dan anggaran dari Central Intelligence Agency. CIA dipisahkan menjadi empat komponen dasar: Layanan Bawah Tanah Nasional, Direktorat Intelijen, Direktorat Sains & Teknologi, dan Direktorat Dukungan. Mereka melaksanakan "siklus intelijen," proses pengumpulan, menganalisis, dan menyebarluaskan informasi intelijen ke atas pejabat pemerintah AS. Selain itu, D / CIA memiliki beberapa staf yang berhubungan dengan urusan publik, sumber daya manusia, misi inovasi, protokol, kongres urusan, masalah hukum, pengelolaan informasi, dan pengawasan internal.

Inilah tujuan mengapa CIA dibentuk, tapi tetap ada suatu masalah bagi Saya dengan berdirinya organisasi tersebut. Namun ada hal yang kita takkan pernah tahu, apakah seluruh anggota CIA adalah orang-orang yahudi atau bukan. Kita tahu bangsa yahudi adalah kaum yang lemah dan suka ditindas, namun mereka adalah populasi yang sangat kecil namun mereka kuat dan takkan pernah mati sampai akhir zaman nanti, Mereka dikenal dengan kepintarannya.


“Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu memberitahu: Bahawa sesungguhnya Ia akan menghantarkan kepada kaum Yahudi itu, (terus menerus) hingga hari kiamat, kaum-kaum yang akan menimpakan mereka dengan azab sengsara yang seburuk-buruknya (disebabkan kejahatan dan kekufuran mereka). Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat azab seksa-Nya, dan sesungguhnya Dia juga Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani.”

Namun, bagi umat Islam, yang hendaknya dipermasalahkan adalah bukan agama Yahudi atau bangsa Yahudi, tetapi Zionisme. Sebagaimana gerakan anti-Nazi tidak sepatutnya membenci keseluruhan masyarakat Jerman, maka seseorang yang menentang Zionisme tidak sepatutnya menyalahkan semua orang Yahudi.

Sebagaimana kita pahami, rasisme bangkit di abad ke-19. Gagasan rasis, terutama akibat pengaruh teori evolusi Darwin, tumbuh sangat subur dan mendapatkan banyak pendukung di kalangan masyarakat Barat. Zionisme muncul akibat pengaruh kuat badai rasisme yang melanda sejumlah kalangan masyarakat Yahudi.

Monday, September 20, 2010

Ariel

Ariel "Peterpan" Main di Film "Sang Pemimpi"


“Banyak” kejutan yang dijanjikan oleh sekuel "Laskar Pelangi", yaitu "Sang Pemimpi". Kendati belum menggulirkan reel demi reel film dalam proses shooting, "Sang Pemimpi" diprediksi akan menyusul kesuksesan film pendahulunya, bahkan lebih baik.


4dlast band
















            Sebuah group band asal kota Bandung, bertemakan Bossas jazz colour yang terbentuk dari unsur musik yang sulit dipahami, yaitu jazz itu sendiri. Berawal dari kebuntuan  mengusung aliran pop yang sudah banyak dan berserakan dimana-mana, maka 4d’Last mencoba sedikit merubah nada major menjadi minor, dengan konsep minimalistik dan harmonisasi.
            Mungkin kami masih awam dalam bermusik, tapi kami selalu haus akan ilmu dan pengalaman. Selalu berusaha dan pantang menyerah adalah modal utama, tidak lupa pula doa yang selalu kami panjatkan. Semoga dengan niat yang baik, kami akan mendapatkan hasil akhir yang baik pula. GBU

          4D’Last tebentuk pada Desember akhir 2009, dengan formasi lengkap 4 player dan beberapa additional player, terdiri dari Agha (vox), Echa (guitar), Ghea (bass), dan Kiko (drum). Nama 4d’Last sendiri di ambil dari kata “for the last”, dengan maksud untuk yang terakhir. Karena bagi masing-masing pemain, 4d’Last adalah pelabuhan terakhir untuk mereka. Kegagalan masing-masing pada band sebelumnya ditumpahkan sebagai suatu masalah yang menjadi solusi serta semangat untuk maju ke depan. Dengan penuh impian, kami berharap dapat meramaikan musik Indonesia dengan warna yang berbeda. Semoga kami dapat bekerja sama dengan oleh berbagai pihak dan dapat diterima di masyarakat.

Dasar Jurnalistik

Oleh: Kristina Dwi Lestari 
Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya. 

Apa Itu Jurnalistik? 

Bandung


I was born here, in such a beautiful city. I am very happy to stay and raised in the city of bandung. there is no city in Indonesia bandung beautiful in my opinion. maybe you all want to know about bandung, I'll explain it here.

My Dream

I was a boy who was born in a small country of the world. but I have a big dream, I want to stand on my own feet and fight for my country. I realized it was not easy and trivial. but I still believe in this dream, I will never give up until the end of breath even later.

now, my age has got 21 years, I've turned into a man who is strong enough to fight the world. I would never want to lose the life, life is one, and one is eternal, I will be conserved if later I have run all the commands God and away from all prohibitions. I will keep praying and trying to realize all the dreams that have me thinking.

maybe someone there will laugh at me about all this, but I remain steadfast and would not care about the ribbing. because I know they are not necessarily all know. every man is given a different capacity, we have the benefits and drawbacks of each, so we must remain respectful to each other.


I hope dream does not interfere with the crowds there, because I'm only human here, I'm a nobody and do not have anything. I just had my heart god.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More